Surabaya pojokpitu.com, Akibat dualisme kepengurusan PTMSI, skuad tenis meja Jawa Timur dilanda kebingungan jelang pra kualifikasi PON 2016. Sebabnya, ada dua even Pra PON tenis meja di dua tempat berbeda pada 18 Oktober mendatang.
Even Pra PON pertama digelar di Bandung pada 18 - 25 Oktober yang digelar pengurus besar PB Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia (PTMSI). Undangan Pra PON versi PB PTMSI ini ditandatangani Sekjen Anton Suseno. Diperkuat surat penegasan dari KONI Pusat yang diteken Ketua Umum, Tono Suratman.
Selain Pra PON versi PB PTMSI, Juga muncul undangan Pra PON dari Pengurus Pusat (PP) PTMSI yang ditandatangani Ketua Umum Ugroseno. Even Pra PON versi PBPTMSI ini digelar bersamaan pada 19 - 26 Oktober di Bali.
Rencananya, lanjut Umam, dalam waktu dekat ini tim Puslatda Jatim akan menghadap ke KONI Jatim sebelum mengambil keputusan tampil di Pra PON, "Kami minta petunjuk KONI Jatim dulu. Kami tidak bisa mengambil langkah sendiri, karena evennya bersamaan, " ucapnya.
Kisruh Pra PON tenis meja ini muncul lantaran dualisme kepengurusan PTMSI yang sudah dua tahun berjalan. Terakhir PB PTMSI di bawah Ketua Umum Ugroseno dimenangkan dalam putusan PTUN maupun MA. Namun KONI Pusat masih mengakui kepengurusan PB PTMSI di bawah Ketua Umum Marzuki Ali, meski sudah dikabarkan sudah mundur secara lisan.
Sementara skuad tenis meja Jatim sendiri sudah siap tampil di Pra PON versi manapun, "Ikut yang manapun kita sudah siap. Sebenarnya kami tidak ingin kondisi seperti ini. Akibat konflik di pusat, daerah bisa ikut kena imbasnya. Kami tidak ingin salah dalam mengambil langkah, tergantung KONI Jatim saja, " ujarnya. (end)
|